Home

September 13, 2006

Allah Tidak Butuh Membuat Sebuah Rancangan Untuk Mencipta

Mesti dipahami bahwa Allah, Penguasa langit dan Bumi, tidak butuh membuat rancangan untuk mencipta. Allah jauh dari seluruh ketidaksempurnaan semacam itu.

Kesempurnaan dalam ciptaan Allah mungkin dapat diungkapkan dalam istilah seperti "sebuah kesempurnaan yang seakan telah dirancang," tapi sampai di situ saja.

Cukup bagi Allah berkata "Jadilah!" agar benda atau peristiwa apa pun terjadi sebagaimana Dia kehendaki.

Dalam ayat-ayat hal tersebut dinyatakan bahwa:

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu. (QS. Yaasiin, 36:82)

(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu. (QS. 2:117)

Pernyataan-Pernyataan "Perancangan Cerdas" Dapat Membahayakan Orang-Orang
Yang Memiliki Kecenderungan Tulus kepada Agama

Saat ini, di abad ke-21, seluruh dunia secara cepat tengah meninggalkan pandangan material dan ateis.

Hari demi hari, semakin dipahami bahwa teori evolusi tidaklah ilmiah, tidak masuk akal, dan tidak absah; dan ada sebuah kecenderungan ke arah keimanan yang tulus kepada Allah.

Salah satu dari contoh-contoh paling jelas adalah Anthony Flew, ilmuwan terkenal yang membaktikan seluruh hidupnya untuk mendukung ateisme. Dalam sebuah wawancara beberapa bulan yang lalu. Flew mengumumkan bahwa dia telah meninggalkan ateisme dan sekarang percaya kepada Allah.

Dengan cara serupa, banyak ilmuwan, seniman, dan politikus juga telah menyatakan ketertarikan dan keingintahuan mereka tentang Al Qur'an.

Dengan demikian, tentunya istilah seperti "perancangan cerdas," yang jauh dari ketulusan dan kesadaran tentang Islam, dapat memiliki pengaruh yang tidak baik terhadap orang-orang berkecenderungan tulus untuk beriman. Pernyataan tertutup dan tidak jelas semacam ini dapat mengarahkan mereka yang berkecenderungan agamis untuk terperosok ke dalam keraguan dan ketidaktetapan dalam berpendirian, kebingungan dan kekacauan jiwa.

"Perancangan Cerdas" Adalah Sebuah Tipu Daya Setan Lainnya

Dalam menolak sebuah pernyataan keliru seperti evolusi, seseorang haruslah sangat berhati-hati untuk tidak masuk perangkap setan lainnya. Salah satu tujuan utama setan adalah mencegah pengakuan terhadap Allah dengan cara apa pun yang mungkin, dan menjadikan manusia acuh dari mengingat-Nya.

Ada orang-orang yang belum mampu ditipu oleh setan melalui pemikiran evolusi. Tapi jika dia dapat mengalihkan mereka ke arah yang lain, seperti "perancangan cerdas" dia akan mencapai tujuannya lagi, dalam memalingkan manusia dari mengingat Allah.

Cara bagaimana setan berhasil tampil dengan mengatasnamakan kebenaran dan menyebabkan manusia menyimpang dengan cara menghalangi kebenaran diungkap dalam Al Qur'an:

(Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (QS. Al A'raaf, 7:16-17)

Sepatutnya diketahui bahwa meruntuhkan teori evolusi dan menyingkap pola pikir "kebetulan" sebagai tidak absah, keduanya menunjukkan keberadaan Allah, Pencipta segala sesuatu, dan bukan "perancangan cerdas."

Untuk mengatakan, "Jika evolusi tidak ada, maka terdapat perancangan cerdas" tidaklah lebih dari mengambil berhala palsu lainnya untuk menggantikan evolusi.

Yang Patut Bagi Seorang Muslim Adalah Mengikuti Jalan Para Nabi dan Rasul
Sebagaimana Yang Tertulis di dalam Al Qur'an

Muslim tidak diwajibkan mengikuti ilmuwan ini atau gerakan ilmiah itu, melainkan para nabi dan rasul yang disebut Al Qur'an sebagai suri teladan, dan mengikuti contoh orang-orang yang diberkahi ini.

Ketika menyampaikan risalah mereka, para nabi di sepanjang zaman menggunakan cara berbicara yang sangat terang, jelas, dan mudah dipahami. Semuanya menyampaikan pesan mereka dengan benar-benar jelas tentang keberadaan dan keesaan Allah, bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu; dan mereka menyeru manusia agar menyembah Allah saja. Ketika mendakwahkan pesan tersebut, tak seorang pun dari mereka yang berhenti menyebut berulang kali nama Allah secara berani dan terbuka.

Sejumlah ayat yang menjelaskan sifat-sifat para nabi ini adalah sebagaimana berikut:

Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. Al Mu'minuun, 23:23)

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al Ankabuut, 29:16)

[Yusuf berkata:] Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu atau Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa? Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf, 12:39-40)

Ketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (QS. Asy Syu'araa', 26:161-163)

Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu'aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia ..." (QS. Al A'raaf, 7:85)

[Isa berkata:] Sungguh, Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus." (QS. Az Zukhruf, 43:64)

Sebagaimana telah kita ketahui, tak seorang nabi pun yang disebut dalam Al Qur'an menyampaikan isyarat tentang pengertian seperti "perancang cerdas". Masing-masing dari mereka secara jelas menyatakan perintah Allah dengan menyebut nama-Nya Yang Agung.

Adalah wajib atas semua Muslim yang mengikuti jalan Al Qur'an dan Nabi tercinta kita Muhammad (saw) untuk menjadikan para nabi sebagai petunjuk, dan nilai-nilai akhlaq mulia, sikap teladan, serta cara bertutur mereka sebagai panutan.

http://www.harunyahya.com/indo/artikel/091.htm

No comments: