Home

November 03, 2004

Tangis untuk adikku

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih daripada aku mencintainya. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima ribu rupiah dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu kalian berdua layak dipukul !"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan napas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi." Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas provinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.

Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik,hasil yang begitu baik" Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?" Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya. Kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga.

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!" Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu." Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya.

Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?" Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar --ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku." Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.

Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya." Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

dikutip oleh:
ManajemenQolbu.com Komunitas Bening Hati

betapa senangnya memiliki adik dan kk seperti itu. ingin saya menjadi adik yg seperti cerita diatas semoga ALLAH Meridhoi.
semoga hubungan kk dan adik akan selalu begitu setiap masa dan zamanya
ya ALLAH hanya ALLAH lah yg berkehendak, amien.

August 18, 2004

H.B.Y

“Barang siapa yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telahmengizinkan agar ia diperangi, tidaklah seorang hamba mendekatkan dirikepadaKu dengan sesuatu yang lebih dari yang Aku wajibkan, dan hambaku ituselalu mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Akumencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah pendengaranya yang iagunakan untuk m endengar dan pengelihatannya yang ia gunakan untuk melihatdan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan,apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia memintaperlindungan niscaya Aku lindungi (Hr Bukhary)

August 10, 2004

Ketika saya meminta

Ketika saya meminta
Saya minta kekuatan,
Tuhan memberi saya rintangan untuk membuat saya kuat.
Saya minta kebijaksanaan,
Tuhan memberi saya masalah untuk saya pecahkan.
Saya minta kekayaan,
Tuhan memberi saya akal untuk bekerja.
Saya minta keberanian,
Tuhan memberi saya bahaya-bahaya untuk saya atasi.
Saya minta Cinta,
Tuhan memberi saya seorang pasangan yang selalu mengasihiku
Saya minta kasih,
Tuhan memberi saya anak-anak terlantar untuk saya bantu.
Saya minta karunia,
Tuhan memberi saya kesempatan.
Dalam semua hal itu, saya tidak menerima apa yang saya inginkan,
Tetapi saya menerima apa yang saya butuhkan.
Ternyata doa saya dikabulkan.
Amin.....

July 31, 2004

"Puisi"

Assalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Puisi
Allah, tiada Tuhan melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahlukNya
Tidak mengantuk dan tidak pula tidur
KepunyaanNya yang di langit dan di bumi Yaa Allah Kami telah berusaha
untuk selalu beriman kepadaMu
Ampunilah kami dan berilah rahmat kepada kami
Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik
Yaa Allah Jauhkanlah adzab jahannam dari kami
Karena sesungguhnya adzabnya adalah kebinasaan yang kekal
Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman Yaa Allah
Janganlah Engkau tempatkan kami bersama orang-orang dzalim
KepadaMu lah kami bertawakkal
Yaa Allah Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang dzalim
Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari tipu daya orang-orang kafir
Yaa Allah Ampunilah kedua orang tua kami
Kasihilah keduanya sebagaiman kasih mereka mendidikku waktu kecil
Kasih mereka tak dapat dapat terbalaskan oleh kami
Betapa banyak dosa kami terhadap mereka
Kata-kata yang menyakiti mereka
Perbuatan yang membuat mereka menangis
Tangisan yang dapat berbalas adzab darimu Yaa Allah
Ampunilah kami sebagaimana Engkau mengampuni orang-orang sebelum kami
Kami takut akan adzabMu Aku takut dengan nerakaMu
Yaa Allah Ketika api menyentuh telapak kakiku Betapa panas sehingga ubun-ubunku mendidih
Dan kami tak dapat menyesali lagi
Dan tak dapat mengulangi tuk memperbaikinya Maka ampunilah kami
Yaa Allah Yaa Allah Berilah kemuliaan kepada kaum muslimin
Persatukan hati-hati kami dalam menegakkan kalimatMu yaa Allah Ridlailah
perjuangan kami Luruskan hati kami
Jauhkan dari sifat riya yang berbalas nerakaMu
Jagalah hati kami Istiqamahkanlah kami dikala lapang atau sempit Yaa
Allah Berilah pertolonganMu segera Untuk mengembalikan kemuliaan ummat dengan
namaMu Ampunilah para penguasa kami Berilah mereka taufik dan hidayahMu Ampuni
pula orang-orang yang dzalim kepada kami Berilah mereka petunjuk sebagaimana
Engkau memberi petunjuk kepada Umar Jadikanlah mereka kembali kepada jalanMu Dan
jadikanlah mereka pejuang di jalan Mu Amin yaa Allah Engkaulah yang Maha
mengabulkan doa kami Maka, kabulkanlah doa kami

July 12, 2004

Ketabahan, Ketegaran, kesabaran

Genap usia duapuluhan usianya... dan tetap seperti kehidupan orang kita selalu melalui waktu-waktu tanpa terasa kita sudah makin bertambah usia kita, tetapi umur, rezeki, jodoh, pati tidak ada yang mengetahuinya itu adalah misteri dari ALLAH....

dia berfikir sangat jauh dengan dia menyandang umur duapuluhan... berfikir sangat keras dalam menjalankan kehidupan, dan motto dia bila dia ditimpa musibah atau ujian dari ALLAH . dia tidak pernah berfikir yg buruk dia selalu mencari lagi masalah org yang ia tahu lebih buruk dari masalah dia.. krn dengan begitu dia akan merasa kuat Insyallah didalam hati dan batin dia akan lebih bersyukur dengan cara seperti itu. dia yang ingin membahagiakan orang didekatnya tidak mau tahu dia memiliki masalah apa dan kesusahan didirinya hanya dia lah yang ingin dia ketahu sendiri... dan berusaha untuk tidak ada yang mengetahui keadaan dia yang sangat begitu rapuhnya.. bila dilihat dari luar dia selalu kuat. tetapi didalam kekuatanya itu ada kerapuhan. setiap mahluk ciptaan ALLAH memiliki kerapuhan sendiri2 tergantung kadar kerapuhan org itu sendiri memiliki dan merasakannya seperti apa.

adakah orang dalam kehidupanya berjalan seperti yang saya ingin ceritakan ini.
ada seorang gadis dan dia selalu berusaha untuk membantu keluarganya... setiap pagi dia selalu bangun dikala adzan subuh belum berkumandang. dia sudah bangun untuk mempersiapkan diri beribadah kepada ALLAH dan berfikir ini awal kehidupan baru saya dan hari ini saya hidup kembali dan harus lebih baik dari hari kemarin tetapi dia tidak mengharapkan lebih lagi untuk hari yang akan datang tetapi dia selalu berdoa dan berusaha pada hari itu, untuk hari esok yang entah dia akan bertemu kembali apa tidak. setelah ia siap diri dia untuk beribadah dia berangkat dari rumah menuju masjid yang tinggal ia beranjak pergi dari rumah yang jarak dapat ditempuh dengan kaki dia beberapa puluh langkah, dan melaksanakan ibadah sholat subuh berjamaah. setelah selesai sholat dia kembali ke rumah dan membantu pekerjaan rumah sebelum dia berangkat menuju tempat kerjanya... dia bekerja dirumah seperti biasa layaknya pekerjaan perempuan dan bisa dibilang pekerjaan ibu rumah tangga. perekeonomian dikeluarganya lumayan cukup lah. tetapi dia tidak ingin merepotkan keluarganya.. dengan berkerja dia mencoba membantu keluarganya sekuat tenaga..

bahkan dia berkerja ditempat yg berbeda dalam 1 hari, dia berkerja hingga larut malam dan dia sangat rajin tidak pernah meninggalkan ibadah sholat. keesokan harinya begitu dan begitu trus... dia selalu berdoa meminta kepada ALLAH agar diberi kesehatan... karena dia merasa sehat itu sangat berarti dalam kehidupanya. karena dia tahu bahwa dirinya memiliki entah penyakit apa yang ada didalam otaknya.. dan didalam dadanya. dia tidak ingin memeriksakan diri. krn untuk berobat dia memerlukan biaya yang tidak sedikit memerlukan dana yang besar dan dana itu dia pakai buat bantu ortu dan buat biaya sekolah-sekolah adik2nya dan dirinya sendiri.

wahai teman dia mengetahui dirinya yang rapuh dan lemah tetapi dia dalam menjalankan kehidupan dia dengan rutinitas yang lumayan berat, dia maseh tabah, tegar, kuat dan sabar. walau ia tahu akibatnya fatal bila dia tetap melakukan pekerjaan atau rutinitas seperti itu tapi MasaALLAH dia kuat menghadapinya sendiri tanpa menceritakan kepada orang lain dan mukanya yang selalu ceria yang selalu membuat org didekatnya ikut ceria dan selalu membawa suasana ramai dan damai.dia tidak berfikir akan kah ada yang kelak memperhatikan dia dan menyayangi dirinya seperti ibu dan bapaknya. yang ada dia selalu memberi perhatian dan menyayangi org yg dekat dengan dia dan org yang selalu dia ingat. dia sudah berusaha untuk kuat melawan kerasnya kehidupan ini dengan keadaan dia yang memiliki penyakit rapuh dan tipis harapan untuk yang akan datang tetapi ALLAH MAHA ADIL, selalu membari kekuatan kedia setiap hari untuk membantu keluarganya..
benar dia memiliki hati yang luas.

"semoga dia diberi kekuatan yang lebih oleh allah. kita sebagai teman yang membaca artikel ini dapat membantu dengan doa"

July 06, 2004

PADA SAAT TUHAN MENCIPTAKAN PARA IBU

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?"

Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan? Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.

Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan enam pasang tangan!!

Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Enam pasang tangan....? tsk tsk tsk". "Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.

Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu "Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya:

"Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh.

Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. "Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah !", "Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai".

Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.... Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.

"Terlalu lunak", katanya memberi komentar. "Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat. "Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita. "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi. "Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta.

Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini", "Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., airmata...."

NB:

1. JIKA KAMU MENCINTAI IBUMU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA.

2. Tulisan ini merupakan karya temanku, yang demikian menghormati dan telah kehilangan IBU-nya.



SALAM.

Renungan

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung, penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap,kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia,belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada,memaku di pagar. Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku, sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari,bila dia berhasil menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada,ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah membawa anaknya,ke pagar dan berkata: "anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat
betapa banyak lubang yang ada di pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti,semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu,selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau dipunggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. Kawan-kawan adalah perhiasan yang
langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu."
Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.
Kirim surat ini kepada mereka yang kau anggap teman, walaupun berarti kau mengembalikannya kepada yang mengirimnya kepadamu. Bila pesan ini kembali padamu, itu berarti bahwa kau mempunyai lingkaran teman.
Untuk mengakhiri: "Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia." (Alessandro Manzoni).
Beberapa baris untuk direnungkan...
Jika kau menerima pesan ini, ketahuilah bahwa ada orang yang bermaksud baik padamu dan bahwa dari dirimu ada juga orang yang kau kasihi. Jika kau terlalu
sibuk untuk menyisihkan beberapa menit untuk meneruskan ini kepada orang lain dan berpikir: "Saya akan melakukannya beberapa hari yang akan datang", lupakan saja, karena mungkin kau tidak akan pernah melakukannya. Tantra ini datang dari bagian Utara India.
Entah kau percaya tahyul atau tidak..... sisihkanlah beberapa menit untuk membaca ini.
Ada beberapa pesan yang baik untuk jiwa kita. *
Berilah kepada orang lebih dari yang mereka harapkan, dan lakukan secara bijaksana.
* Yakinlah pada dirimu ketika berkata: "Aku mencintaimu."
* Jika kau berkata: "Aku menyesal," tataplah mata lawan bicaramu.
* Jangan permainkan harapan orang lain. Mungkin kau bisa tersinggung, tetapi
itulah satu-satunya cara untuk menjalani hidupmu.
* Jangan adili orang lain, tetapi adili dirimu secara kritis.
* Bicaralah pelan, tetapi cepat dalam berpikir.
* Jika kau ditanya sesuatu yang tak ingin kau jawab, senyumlah, dan tanya:
"Mengapa kamu mau tahu"
* Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar mengandung
banyak risiko.
* Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran dibalik kekalahan itu.
* Hargai dirimu. Hargai orang lain. Bertanggung jawablah atas tindakanmu.
* Jangan biarkan selisih paham merusak indahnya persahabatan.
* Tersenyumlah ketika menjawab telpon, orang yang mentelpone akan mendengarnya dari suaramu.

Apakah Pekerjaan Lebih Penting Dari Keluarga??

KATA-KATA KASAR

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya. Ia berkata,"Maafkan saya juga, saya tidak melihat Anda."
Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.
Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya.
Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku:
"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lih! at ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu."
"Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."
Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku.
"Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?" Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon."
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."
Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu." Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-! bunga ini, apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.
Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?
Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?

Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.
FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I), (L)OVE, (Y)OU

July 03, 2004

Entah

ass wrwb

Dari tahun ketahun dari bulan kebulan....
dari hari kehari dari waktu kewaktu.....
dari menit kemenit dari detik kedetik....
entah siapa yang akan tau, apa yang akan terjadi
semua sudah ada yang mengatur Yaitu ALLAH....
dan sudah ada yang berkehendak Yaitu ALLAH....

Ada yang datang meninggalkan kita dengan umur berapa ...
kita akan ditinggalkan dia atau kita dengan umur berapa...
akan meninggalkan...dari tahun ketahun dari bulan kebulan
dari hari kehari dari waktu kewaktu dari menit kemenit
dari detik kedetik... semua itu rahasia ALLAH

Dibelahan Bumi ini banyak kehidupan yang kita tidak tau...
berbeda jam berbeda keadaan berbeda suasana setiap mahluk
entah manusia entah semua mahluk ciptaanNYA....
semua itu menjalankan kehidupan... ada yang menjalankan dengan, mudah ada yang menjalankan dengan susah perih. keringat bercucuran didalam badannya ada yang hanya duduk tanpa keringat tetapi menguras keringat yg lain...

Ada kejadian seorang perempuan mengalami proses melahirkan jihad dijalan ALLAH. ada kejadian malaikat mengambil seseorang dari muka bumi ini. itu semua kejadian yang kita tidak tahu akan terjadi kapan dan entah kapan akan kita alami juga....
wahai kawan ingatlah selalu kepada ALLAH dalam kehidupan kita.
maseh banyak rahasia dimuka bumi ini yang kita tidak tau.
dengan menjalankan kehidupan yang kita, sudah berusaha untuk hidup entah dengan kemudahan hati atau dengan kesusahan hati ini. tetap kita harus berusaha kuat.... insyallah akan mudah untuk kita menjalankan kehidupan kita bila dengan keikhlasan dan berfikir dibalik kesusahan ada kemudahan yang diberikan oleh ALLAH.amin

ini hanyalah tulisan seorang kawan yang entah... keberadaanya ingin dimana.....
~By Friends~

July 02, 2004

Kumpulan arti

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid ;22-23)

“…. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian.Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 216)

""..& .Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar, Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. Aththalaaq : 2-3).

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan nartanya di jalan Alloh , adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Baqoroh : 261).



Seteguh Gunung Uhud

Di antara ciri orang mukmin adalah berpendirian teguh, pantang menyerah, tidak kenal mundur, dan punya keinginan yang kuat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu. (QS Al-Hujuraat: 15).

Sedangkan ciri orang munafik adalah: Karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguan. (QS At-Taubah: 45). Keputusan yang mereka buatpun tidak lurus. Ketika keputusan itu ada di belakang mereka maka merekapun mengingkarinya, dan ketika mereka berjanji maka mereka akan melanggarnya.

Wahai hamba Allah, ketika kilat kebenaran itu menyala terang, zhann yang ada dibenakmu itu lebih kuat, dan manfaat-manfaat yang bisa diraih jelas maka lakukanlah dengan tanpa mempertimbangkan ini itu lagi dan jangan ditangguhkan. Buanglah kata "seandainya", "kelak akan", dan "bisa jadi", melajulah seperti pedang di tangan seorang pahlawan.

Ada seorang suami yang selalu ragu untuk menceraikan isterinya yang telah membuatnya merasa tua dan miskin. Suami itu pun mengadukan permasalahannya kepada hakim. Hakim bertanya, "Berapa tahun engkau hidup bersama isterimu ini?" Jawab sang suami, "Empat tahun." Hakim itu bertanya keheranan, "Selama empat tahun, dan engkau mampu menelan pil kehidupan?"

Memang benar ada yang disebut kesabaran, ketabahan, dan penantian. Tapi, sampai kapan? Hanya orang yang peka yang tahu apakah sesuatu itu sempurna atau tidak, baik atau tidak, bisa dilanjutkan atau tidak? Saat itulah dia akan segera mengambil keputusan.

Seorang penyair berkata: Obat penawar bagi yang tidak disukai adalah segera melepaskannya.

Dari cerita-cerita tentang perjalanan hidup orang bisa ditarik garis besar bahwa keraguan dan kebingungan itu menyerang umat manusia kapan saja. Namun umumnya umat manusia itu mudah sekali ragu dan bingung.

Pertama, pada saat menentukan tempat belajar dan spesialisasi yang akan diambil. Rata-rata calon mahasiswa ketika harus masuk pendidikan tinggi, tidak tahu harus mengambil jurusan apa, dan itu makan waktu lama untuk menimbang dan memilih. Banyak mahasiswa yang membuang-buang waktunya hingga bertahun-tahun karena ragu jurusan apa yang harus dipilih dan fakultas mana yang harus dimasuki. Ada sebagian yang ragu sebelum mendaftar, sampai akhirnya waktu pendaftaran habis. Dan, ada juga masuk jurusan apa saja, dan hanya betah setahun dua tahun. Pertamanya, masuk fakultas syariah, kemudian berpaling ke fakultas ekonomi, dan setelah beberapa semester pindah ke kedokteran. Usianya pun habis terbuang untuk berpindah-pindah jurusan.

Seandainya dari awal mau mempelajari kemampuan dirinya, bermusyawarah, dan sering melakukan istikharah, kemudian tidak menoleh kanan kiri, niscaya akan bisa menghemat umurnya dan akan memperoleh apap yang dia inginkan dari spesialisasi yang diambilnya.

Kedua, pada saat memilih pekerjaan yang sesuai. Sebagian orang ada yang tidak tahu apa profesi yang cocok untuk dirinya. Saat sudah menjadi pegawai, ia masuk ke perusahaan. Tak berapa kemudian ia keluar dari perusahaan itu untuk merintis usaha dagang. Karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya dalam dagang maka ia pun bangkrut, dan jatuhlah miskin. Dan, terakhir, malah luntang lantung tak punya pekerjaan.

Saya tegaskan di sini, siapa dibukakan pintu rezki, maka hendaklah ia menekuninya. Itu berarti, rezkinya memang ada di pintu itu. Karena siapa pun menekuni satu bidang kerja niscaya akan datang kepadanya kemudahan, pertolongan dan hikmah.

Ketiga, pada saat menentukan untuk menikah. Banyak pemuda yang maju mundur dalam menentukan isteri. Terkadang pendapat orang lain masuk mempengaruhi penentuan pilihan. Menurut bapak, ada seorang wanita yang cocok untuk anaknya, namun itu bukan pilihan anak yang bersangkutan dan tidak disetujui ibunya. Mungkin saja si anak (terpaksa) setuju dengan pilihan bapaknya, tapi akhirnya rumah tangga anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki.

Nasehat yang bisa saya sumbangkan adalah bahwa Anda jangan maju, khususnya, dalam masalah pernikahan kecuali dari sisi agama, kecantikan, dan kepribadian sudah bisa diterima. Sebab masalah pernikahan adalah masalah kelangsungan hidup si wanita, dan bukan sesuatu yang ketika tidak lagi berharga, lalu dengan bebas dicampakkan begitu saja.

Keempat, pada saat hendak menjatuhkan talak. Sehari berikutnya sudah bulat keinginannya untuk berpisah, sehari kemudian ingin hidup bersama lagi, dan sehari berikutnya berkeinginan untuk mengakhiri kebersamaannya, dan hari berikutnya berkeinginan untuk memutuskan tali hubungannya. Dengan terlalu sering berubah pikiran seperti itu, maka diapun dilanda keletihan, dirundung panas jiwa, dan rusak cara berpikirnya. Semua itu, hanya Allah yang tahu.

Kesempitan jiwa ini harus diakhiri dengan keputusan yang pasti. Manusia itu hidup hanya sekali, hari-hari yang telah dilaluinya tidak akan berulang, jam-jam yang sudah lewat tidak akan kembali lagi. Karenanya, ia harus berusaha menikmati waktu-waktu yang tidak akan kembali itu dan agar waktu-waktu itu menghantarkan kita kepada kebahagiaan dengan cara menetapkan keputusan.

Ketika orang muslim itu telah menetapkan keinginannya, membulatkan tekad, dan bertawakal kepada Allah setelah sebelumnya beristikharah dan meminta rekomendasi dari sana-sini, maka ia sebagaimana dikatakan di muka, jika mau maka ia akan meletakkan matanya di antara dua keinginannya, dan mau tahu apa akibat yang mungkin terjadi.

Ia melaju bagaikan aliran air, meluncur ke depan bagaikan sabetan pedang, kokoh bagaikan jaringan waktu, dan memancar bagaikan pancaran fajar.

Sebagaimana terbayang dalam ketegasan Nuh a.s. menghadapi kaumnya yang benci, ...karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (QS Yunus: 71).

~eramuslim.com~

June 27, 2004

Hakekat Cinta

Hakekat Cinta

Mencintai....
Berarti BELAJAR untuk.....
Saling menyayangi....
Saling mengasihi...
Saling memahami....
Saling melindungi...
Saling Percaya...
Saling menghargai..
Saling memberi dan menerima...

Cinta menyatukan 2 kehidupan yang berbeda
Bukan untuk menjadi kehidupan yang selalu berbeda
Tapi untuk menjadi 1 kehidupan

Biarkan perbedaan yang ada
Menjadi pesona sebuah pelangi yang indah
Yang memberikan warna bagi istana cinta

Jalani cinta dengan ketabahan dan kesabaran
Karena siap bermain dengan api cinta
Berarti siap tercabik-cabik,....terbakar...terluka
Dalam perjalanan cinta...menuju kesempurnaan

Bangunlah keabadian cinta
Saling menghormati kedudukan masing-masing
Saling memahami keterbatasan yanga ada
Saling membahu menciptakan sakinah, mawaddah, warrahmah

Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRIMU SENDIRI DAHULU KEPADA-NYA. Taatkan diri dengan Allah, niscaya taatlah segala-galanya dibawah pimpinan kita.

JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI SITI FATIMAH, KALAU PRIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYIDINA ALI


"Demi masa, sesungguhnya manusia berada dlm kerugian, kecuali yg beriman & beramal shalih & saling menasihati dlm kebenaran & saling menasihati dlm kesabaran." (QS. Al Ashr)

Cinta

Cinta

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda
abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut
tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai
perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.

Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta
bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam.
Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.

Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan
perahunya.
"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia
tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin
panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor.
Aku tak bisa membawamu ikut.
Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.

Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata
Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang
sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus
mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik
ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya.
Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa
sebenarnya orang tua itu.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya.
Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan menolongku" tanya Cinta
heran.

"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai
sesungguhnya dari Cinta itu ."


Bukan Milikku

Bukan Milikku

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa

sesungguhnya ini hanya titipaNya,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?

Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah
derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya

yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk

beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra).



June 26, 2004

Kejujuran

ass wr wb
Arti sebuah kejujuran akan membuat semuanya terungkap dengan sakit hati atau tidak dan tergantung setiap individunya masing2 dapat menerima itu atau tidak dengan adanya kejujuran yg akan ia terima dari dirinya atau orang lain yang tanpa sengaja akan memberitahukan kejujuran.
hargailah arti sebuah kejujuran insyallah kita juga akan merasakan
ketenangan yang sangat berarti bila kita mengerti perasaan kejujuran itu sendiri.

June 25, 2004

Kegagalan

Gagal atau berhasilnya sebuah usaha bergantung bagaimana cara kita memandang usaha tersebut. Gagal dan berhasil bagaikan dua sisi mata uang, tinggal kepiawaian kita mengolahnya agar kedua sisi tersebut tetap bisa memancarkan sinar yang sama. Tiada pernah ada keberhasilan tanpa ada kegagalan. Keberhasilan akan lebih bisa dinikmati jika kita pernah gagal sebelumnya. Wallaahu a’lam. Mudah-mudahan tulisan ini bisa memotivasi diri saya sendiri dan sahabat-sahabat semua agar tidak terperangkap dalam paradigma berpikir yang sempit hingga sisi kreatifitas dan produktifitas kita tetap bisa diaktifkan dan didayagunakan.

Aku jadi teringat janji Allah "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." ...kalimat ini diulang dua kali dalam surat Alam Nasyrah (94) di ayat 5-6. Allah takkan pernah ingkar janji. Dan di setiap kejadian, pasti ada hikmah yang bisa diambil hingga rasa syukur kita bisa bertambah dalam kepada Dia Yang Maha Adil dengan setiap peristiwa yang disuguhkan-Nya. Alhamdulillah.. terimakasih ya Allah….

June 24, 2004

Jika from mail

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu
pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikuasai sendiri,
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti,
Saat semua telah menjadi masa lalu
Aku ingin segalanya berakhir dengan penuh berkah dan
manfaat.

Untuk Sang Kakak & Mbak

Ass wr wb
semoga tulisan ini menyatukan semua adik dan kaknya.
serta org2 yg sedang menyatukan diri dari org yg ia sayangi dan kasihin. buat kak ku yg inisial I dan mbak ku yg Inisial A terima kasih sudah menjadi teman curhat dan kakakku walau kita jauh tetapi keakraban kita dv harap selalu ada dan tak pernah pudar. buat teman sekerjaku khususnya hanya 1 perempuan berinisial I juga makasih udah membantu semangat dan ikut senang. Semoga tulisan ini membuat kalian ingat selalu dengan teman mu ini yg bernama ~DV~ .Jadi jgn lupa kanlah teman2 kalian yg sudah memasuki dan mewarnai kehidupan kalian yah semua teman ku.

salam

~DEVI~

Sesuatu kehidupan

Ass wr wb
salam untuk semua orang yg membaca.
hari ini saya mendapat pelajaran yg amat banyak
dan alhamdulillah hari ini saya menyelesaikan web ini yang
hampir sudah saya lupakan. hanya ada sesuatu yg bikin saya mentog lalu saya males menyelesaikanya. padahal klo kita mau berusaha trus Insyallah. ALLAH akan memberi petunjuk untuk kita krn ALLAH Maha Mengetahui apa yg dilalukan oleh umatnya
kehidupan yang kita jalankan ada dua dikenyataan dan untuk
yang akan datang. jadi ingatlah dalam kehidupan sehari-hari kita jgn
pernah lupa denganNYA.

NB. untuk temanku yg sedang mengalami ujian dan menemukan persoalan coba lah untuk trus menyelesaikannya dengan sekuat tenaga yg kalian miliki dan Insyaallah. ALLAH akan membantu kita tanpa kita ketahui