Home

January 19, 2006

Nikah ? Siapa takut...?

Assalamu`allaikum wr wb
Bismillahirohmanirohim

Saya takut sekali ketika membaca sebuah hadits, bahwa setiap bagian
dari tubuh anak adam ini, bisa terjerumus pada dosa 'zina'.
Dimana 'zina' nya mata adalah memandang yang bukan mahrom.
sedang 'zina' nya lidah adalah membicarakan hal yang mesum,
sedang 'zina'nya tangan adalah meraba tubuh wanita yang bukan
mahrom. Dan ini yang lebih sulit, bahwa hati pun bisa ber'zina',
dan 'zina' nya hati adalah membayangkan yang belum boleh dilaku
kan sebelum pernikahan. Baik ini dibuktikan dengan "x" atau tidak.

Alhamdulillah, saya mengenal seorang gadis, yang saya anggap
istiqomah dalam beragama, maka semata mata niat ibadah, dan
menyelamatkan diri dari dosa, saya tanya dia "Maukah engaku bicara
soal masa depan dengan saya ?"

Saya fikir pertanyaan ini adalah kaliamat yang paling simpel. dimana
kalau dia mau, yaa Alhamdulillah, rencana bisa diteruskan. Bila tidak
ya tidak mengapa, tokh ibadah nikah, tidak harus selalu dengan dia.
Dengan siapapun tetap dapat pahala, asal ikhlas sama ikhlas.
Daripada lama ter katug katung, antara rindu dan ketidak pastian,
khan lebih baik segera ditanyakan. Oke atau tidak, selesai :)

Ternyata dia mau, dan 6 bulan setelah itu, kami menikah...



Nah, mengapa anda tidak seperti saya saja. Tanya dia langsung
Nah shahabat jadilah berani. Kita terkadang takut mengutarakannya,
karena khawatir jawabannya :)

Apa anda sudah mengutarakannya, tapi dia ragu menjawabnya.
Barangkali ajakan anda kurang jelas, terlalu samar, tidak tegas tegas
mengajaknya menjadi isteri anda.

Katakan saja : Bersediakah engkau menjadi isteri saya, kalau "iya"
Alhamdulillah, tetapi jikapun tidak, tentu saya tidak bisa menunggu
engkau, untuk saya melangkah ke masa depan.

Terus anda Kalau ia mau, maka nikmatilah kebahagiaan baru anda :),
jika tidak, ulangi pertanyaan ini secara tulus pada muslimah lain.

Kesiapan ditolak, kesiapan menghadapi kenyataan kalaupun bukan dia
yang menjadi isteri anda, adalah awal dari hilangnya kegundahan
itu,akhirnya kita bimbang, ragu bertanya lebih jelas dan akhirnya
terkatung katung

yakinilah bahwa yang akan menjadi isteri anda hanyalah yang di
taqdirkanNya untuk menjadi isteri anda. Walaupun seseorang telah
memakai gaunpengantin, telah duduk dua saksi dan bertatap wajah
dengan penghulu, kalauia bukan jodoh kita dalam catatan taqdir, maka
kita tidak akan pernah bisa kita raih sebagai isteri. Sebaliknya
kalau memang seseorang itu memang jodoh kita dalam kehendakNya, maka
sekalipun sekarang masih berada di ujung kutub utara, maka Alloh
akan hantarkan ia kepada anda, atau anda yang dihantarkanNya untuk
menemui dia.

Sampai saat ini anda belum tahu yang mana yang ditaqdirkan jadi
jodoh anda,tinggal sekarang beranikah anda mengintip taqdir itu dan
membukanya terus menjemputnya..?Tanya dia, maukah jadi isteri
saya ? jika mau, Alhamdulillah barangkali memang dialah itu. Jika
dia tidak mau, jangan gelisah, memang taqdir tidak bisa dipaksa koq.
Kalau dia tidak mau, yang lain pasti mau ! Siapa yang lain itu ?? Ya
kita cari lagi dan tanyakan lagi seperti tadi.

Sepanjang kita siap menerima siapapun yang ditaqdirkanNya buat kita,
maka Insya Alloh hidup ini akan terasa mudah dan indah.




Note: Above just a small encouragement for any ikhwan that having a marriage minded thought.. good luck.. and keep trying..! :)
(Taken from Aa Yoga's website)

dikutip dari:
http://www.islamdotnet.com/modules.php?name=News&file=article&sid=88

2 comments:

Anonymous said...

Enggak takut si dev, tapi masalahnya, calonnya aja yg blom ada.. hehehe

alitop said...

Kutipan :
------
Katakan saja : Bersediakah engkau menjadi isteri saya, kalau "iya"
Alhamdulillah, tetapi jikapun tidak, tentu saya tidak bisa menunggu
engkau, untuk saya melangkah ke masa depan.

Tanggapan :
------
Wah.. bukannya cinta butuh ketulusan?
Kali aja dia butuh pembuktian?
Masa langsung mundur sih? Hehehhe.. kegagalan kan keberhasilan yg tertunda jadi nggak ada salahnya jika aku menunggu. Menunggu disaat Allah membukakan hatinya untukku atau menunggu saat Allah membukakan hatiku bahwa dia bukan untukku :)

Selamat berjuang deh.....